Tertimbun Longsoran, Penambang Pasir Merapi Lolos dari Maut

Tertimbun Longsoran, Penambang Pasir Merapi Lolos dari Maut

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG – Kecelakaan tambang kembali terjadi di kawasan penambangan pasir kawasan Merapi, tepatnya di Dusun Ngori, Desa Kemiren, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Selasa (18/2). Korban bernama Kirwido (42), seorang buruh penambang pasir, warga Dusun Candisari, Desa Mranggen, Kecamatan Srumbung, Magelang itu lolos dari maut. Ia merupakan salah satu penambang pasir dan batu (galian C) dengan cara manual. Berdasarkan saksi di lapangan sekitar pukul 13.20 WIB. korban bersama dengan temannya seperti biasa melakukan aktifitas penambangan di bawah tebing setinggi 5 (lima) meter. Ketika menggali pasir tiba tiba tebing di atasnya longsor. \"Ketika itu korban sempat lari menyelamatkan diri, namun malang ia menabrak grobak kecil (angkong) sehingga terjatuh. Korban tertimbun material setebal 1,5 meter,” jelas Budi Suswanto (45) teman kerja korban, ketika memberikan keterangan kepada petugas Polsek Srumbung yang datang lokasi kejadian. Ketika dievakuasi teman-temannya dengan menggunakan alat manual, posisi korban tengkurap hanya kelihatan kepalanya. Beruntung dalam peristiwa tersebut, korban ditemukan masih hidup. Baca Juga Panitia Sita Sejumlah Jimat Milik Peserta Tes CPNS Kapolsek Srumbung Polres Magelang Polda Jateng Iptu Sumino bersama anggota yang datang di lokasi langsung melakukan evakuasi korban dengan menggunakan mobil dinas Polsek, membawa korban ke RSU Muntilan guna mendapatkan perawatan medis. “Korban kini masih dalam perawatan Medis di RSU Muntilan, karena mengalami luka luka Luka lecet pada siku bagian tangan kanan. Luka lecet pada kepala bagian belakang dan luka memar pada pinggang” terang Sumino ketika berada di RSU Muntilan. Kapolsek Srumbung menambahkan dalam kecelakaan tambang ini tidak menelan korban jiwa. Sumino sudah berulang kali menghimbau kepada para penambang dilarang menambang di kawasan tebing karena sangat rawan longsor dan akibatkan laka tambang. Karena defisit pasir dan batu yang berada di sungai sudah habis. Adanya penambangan menggunakan alat berat yang pemilik maupun penanggung jawab adalah pengusaha dari luar daerah.\"Perlu diinformasikan selama ini para penambang manual kebanyakan warga sekitar dalam aktifitasnya selalu berada di bawah tebing sungai maupun lahan lainnya,\" ungkap Sumino.(cha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: